Pages

Rabu, 02 Maret 2011

KISI-KISI BU MEGA !!!

1. Tujuan perancangan database :
Adapun tujuan kita merancang database yaitu:
1. Untuk memenuhi kebutuhan informasi user dan aplikasi-aplikasinya.
2. Memudahkan didalam memahami struktur informasi.
3. Mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek penampilan (response time, processing time, dan storage space)
2. Aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan database sebagai micro life cycle dan termasuk fase-fasenya adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan database(Database Planning)
Pada aktifitas ini akan disusun bagaimana langka-langkah siklus hidup dapat direalisasikan secara efesien dan efektif.
2. Definisi Sistem (System Definition)
Pada aktivitas ini kita mendefinisi ruang lingkup database (Misal :para pemakai, aplikasi-aplikasinya, dan lain sebagainya).
3. Perancangan (Design)
Pada bagian ini dilakukan perancangan sistem database secara konseptual, logikal dan fisik sesuai dengan sistem manajemen database yang di inginkan.
4. Implementasi (Implementation)
Pemrosesan dari penulisan definisi database secara konseptual, eksternal, dan internal, pembuatan file-file database yang kosong, dan implementasi aplikasi software.
5. Pengambilan dan konversi data (Loading atau Data Conversion)
Database ditempatkan baik secara memanggil data secara langsung ataupun merubah file-file yang ada ke dalam format sistem database dan memangggilnya kembali.
6. Konversi Aplikasi (Application Conversion)
Beberapa aplikasi software dari suatu sistem sebelumnya dikonversikan ke suatu sistem yang baru.
7. Pengujian dan validasi (Testing dan Validation)
Melakukan pengujian dan cek validasi.
8. Pengoperasian (Operation)
Melakukan pengoperasian pada sistem database dan aplikasi-aplikasinya.
9. Pengawasan dan pemeliharaan (Monitoring dan Maintenance)
Selama fase operasi, sistem secara konstan memonitor dan memelihara database. Pertambahan dan pengembangan data dan aplikasi-aplikasi software dapat terjadi. Modifikasi dan pengaturan kembali database mungkin diperlukan dari waktu ke waktu.
3. Proses Perancangan Database
Ada 6 fase proses perancangan database :
1. Pengumpulan data dan analisis
2. Perancangan database secara konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan database secara logika (data model mapping)
5. Perancangan database secara fisik
6. Implementasi Sistem database.











Struktur dan Aplikasi
Isi Data Database

Tahap 1 Analisis dan Pengumpulan kebutuhan pengguna Pengumpulan data Pengumpulan Pemrosesan



Tahap 2 Perancangan
Konseptual Perancangan Konseptual skema Perancangan Transaksi dan Aplikasi



Tahap 3 Pemilihan Sistem Manajemen Database

Tahap 4 Perancangan
Logik Perancangan Konseptual dan Eksternal skema Seberapa Batasan Kinerjanya


Tahap 5 Perancangan
Fisik Skema internal

Tahap 6 Implementasi Perintah DDL
Perintah SDL Implementasi transaksinya








Keterangan :
Secara khusus proses perancangan berisikan 2 aktifitas paralel. Aktifitas yang pertama melibatkan perancangan dari isi data dan struktur database, sedangkan aktifitas kedua mengenai perancangan pemrosesan database dan aplikasi–aplikasi perangkat lunak.
Dua aktifitas ini saling berkaitan , misalnya mengidentifikasi data item yang akan disimpan dalam database dengan cara menganalisa aplikasi–aplikasi database. Dua aktifitas ini juga saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya tahap perancangan database secara fisik, pada saat memilih struktur penyimpanan dan jalur akses dari file suatu database dimana bergantung dengan aplikasi–aplikasi yang akan menggunakan file tersebut.
Penentuan perancangan aplikasi–aplikasi database yang mengarah ke konstruksi skema database telah ditentukan selama aktifitas pertama.
Ke-enam tahap yang telah disebutkan sebelumnya dapat di proses secara tidak berurutan . Dalam beberapa hal, dapat dilakukan modifikasi perancangan kembali ke tahap yang pertama (feedback loop) setelah melakukan tahap selanjutnya.

Tahap 1 : Pengumpulan data dan analisis
Sebelum merancang suatu database, yang harus dilakukan adalah mengetahui dan menganalisis apa yang diinginkan dari pengguna aplikasi, sehingga proses ini disebut pengumpulan data dan analisis. Untuk menspesifikasikan kebutuhan yang pertama kali dilakukan adalah mengidentifikasi bagian lain di dalam sistem informasi yang berinteraksi dengan sistem database. Termasuk pengguna yang baru atau yang sudah lama juga aplikasinya, kebutuhan–kebutuhan tersebut dikumpulkan dan di analisa.
Kegiatan pengumpulan data dan analisis :
• Menentukan kelompok pemakai dan areal bidang aplikasinya.
Pengguna yang menguasai aplikasi yang lama dari setiap bagian dipilih untuk menyampaikan kebutuhan-kebutuhan dan menspesifikasikannya.
• Peninjauan dokumentasi yang ada.
Dokumen yang berhubungan dengan aplikasi yang akan dibuat dipelajari dan dianalisa, sedangkan dokumen lainnya seprti kebijakan manual, form, laporan–laporan dan bagan-bagan organisasi diuji dan ditinjau kembali untuk mengetahui apakah dokumen tersebut berpengaruh terhadap pengumpulan data dan proses spesifikasi
• Analisa lingkungan operasi dan kebutuhan pemrosesan.
Lingkungan operasional yang sekarang dan informasi yang direncanakan akan di gunakan dipelajari, termasuk menganalisa jenis–jenis dari transaksi dan frekuensi transaksinya seperti halnya alur informasi dengan sistem. Input dan output data untuk transaksi tersebut harus diperinci.
• Pengumpulan respon terhadap daftar pertanyaan dan angket yang telah dibuat sebelumnya.
Pengumpulan respon dari angket dan daftar pertanyaan berisikan prioritas para pengguna dan penempatan mereka di dalam berbagai aplikasi. Ketua kelompok mungkin akan ditanya untuk membantu para pengguna dalam memberikan informasi yang penting dan menentukan prioritas.
Tahap 2 : Perancangan database secara konseptual
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan skema konseptual untuk databse yang tidak tergantung pada sistem manajemen database yang spesifik. Penggunaan model data tingkat tinggi seperti ER/EER sering digunakan didalam tahap ini. Di dalam skema konseptual dilakukan perincian aplikasi–aplikasi database dan transaksi–transaksi yang diketahui .








4. Fase perancangan database dapat anda lihat pada Gambar dibawah ini


Gambar 2: Fase perancangan database
Secara khusus proses perancangan berisikan 2 aktifitas yang berjalan secara paralel. Aktifitas yang pertama melibatkan perancangan dari isi data dan struktur database, sedangkan aktifitas kedua mengenai perancangan pemrosesan database dan aplikasi-aplikasi perangkat lunak.

Dua aktifitas ini saling berkaitan, misalnya : kita dapat mengidentifikasikan data item yang akan disimpan dalam database dengan menganalisa aplikasi-aplikasi database.

Dua aktifitas ini juga saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya : fase perancangan database secara fisik, pada saat kita memilih struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses dari file-file database yang tergantung pada aplikasi-aplikasi yang akan menggunakan file-file tersebut.

Di lain pihak, kita biasanya menentukan perancangan aplikasi-aplikasi database dengan mengarah kepada konstruksi skema database yang telah ditentukan selama aktifitas yang pertama.

6 fase di atas tidak harus diproses berurutan. Pada beberapa hal, rancangan tersebut dapat dimodifikasi dari yang pertama dan sementara itu mengerjakan fase yang terakhir (feedback loop antara fase) dan feedback loop dalam fase sering terjadi selama proses perancangan.

Fase 1 merupakan kumpulan informasi yang berhubungan dengan penggunaan database. Fase 6 merupakan implementasi databasenya. Fase 1 dan 6 kadang-kadang bukan merupakan bagian dari perancangan database, tetapi merupakan bagian dari siklus kehidupan sistem informasi secara umum. Inti dari proses perancangan database adalah fase 2, 4, 5.

Fase 1 : Pengumpulan data dan analisa
Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut dengan pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database, pertama-tama kita harus mengenal bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database, termasuk para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta aplikasi- aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan aplikasi inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
5. Fase perancangan database secara konseptual mempunyai 2 aktifitas paralel :
1. Perancangan skema konseptual :
menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database yang merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual database schema pada DBMS independent model data tingkat tinggi seperti EER model.
Skema ini dapat dihasilkan dengan menggabungkan bermacam-macam kebutuhan user dan secara langsung membuat skema database atau dengan merancang skema-skema yang terpisah dari kebutuhan tiap-tiap user dan kemudian menggabungkan skema-skema tersebut. Model data yang digunakan pada perancangan skema konseptual adalah DBMS-independent, dan langkah selanjutnya adalah memilih sebuah DBMS untuk melaksanakan rancangan tersebut.

Ada dua pendekatan perancangan skema konseptual :
1. Terpusat
Kebutuhan–kebutuhan dari aplikasi atau kelompok–kelompok pemakai yang berbeda digabungkan menjadi satu set kebutuhan pemakai kemudian dirancang menjadi satu skema konseptual.
2. Integrasi view–view yang ada
Untuk masing–masing aplikasi atau kelompok–kelompok pemakai yang berbeda dirancang sebuah skema eksternal ( view ) kemudian view – view tersebut disatukan ke dalam sebuah skema konseptual.

Ada 4 strategi dalam perancangan skema konseptual :
1. Top down
2. Bottom Up
3. Inside Out
4. Mixed
6. Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan database secara fisik :
1. Response time, yaitu:
waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang diajukan untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses database untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
2. Space utility, Yaitu:
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file database dan struktur jalur akses.
3. Transaction throughput,Yaitu:
Rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem database, dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dan lain-lain). Hasil dari fase ini adalah penentuan awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses untuk file- file database.
7. Model berbagai database
Databases appeared in the late 1960s, at a time when the need for a flexible information management system had arisen. Database muncul di akhir 1960-an, pada saat kebutuhan untuk sistem informasi manajemen yang fleksibel telah muncul. There are five models of DBMS, which are distinguished based on how they represent the data contained: Ada lima model DBMS, yang dibedakan berdasarkan bagaimana mereka mewakili data yang ada:
• The hierarchical model : The data is sorted hierarchically, using a downward tree. Model hirarki: Data diurutkan secara hirarkis, dengan menggunakan pohon ke bawah. This model uses pointers to navigate between stored data. Model ini menggunakan pointer untuk menavigasi antara data yang tersimpan. It was the first DBMS model. Ini adalah model DBMS pertama.

• The network model : like the hierarchical model, this model uses pointers toward stored data. Model jaringan: seperti model hirarkis, model ini menggunakan pointer ke data yang tersimpan. However, it does not necessarily use a downward tree structure. Namun, tidak perlu menggunakan struktur pohon ke bawah.

• The relational model ( RDBMS , Relational database management system ): The data is stored in two-dimensional tables (rows and columns). Model relasional (RDBMS, sistem manajemen basis data relasional): Data disimpan dalam tabel dua dimensi (baris dan kolom). The data is manipulated based on the relational theory of mathematics. Data dimanipulasi didasarkan pada teori matematika relasional.

• The deductive model : Data is represented as a table, but is manipulated using predicate calculus. Model deduktif: Data direpresentasikan sebagai sebuah tabel, tetapi dimanipulasi dengan menggunakan kalkulus predikat.
• The object model ( ODBMS , object-oriented database management system ): the data is stored in the form of objects, which are structures called classes that display the data within. Model objek (ODBMS, object-oriented database management system): data disimpan dalam bentuk objek, yang disebut struktur kelas yang menampilkan data di dalam. The fields are instances of these classes Bidang adalah contoh dari kelas-kelas

By the late 1990s, relational databases were the most commonly used (comprising about three-quarters of all databases). Pada akhir 1990-an, database relasional adalah yang paling umum digunakan (terdiri dari sekitar tiga-perempat dari semua database).
8. Arsitektur pada basis data

9. Pengertian DBMS (Database Management System)
Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang diaorganisasikan sesuai struktur tertentu dan disimpan dengan baik. Untuk mendapatkan informasi yang berguna dari kumpulan data maka diperlukan suatu perangkat lunak (software) untuk memanipulasi data sehingga mendapatkan informasi yang berguna. Database Manajement System (DBMS) merupakan software yang digunakan untuk membangun sebuah sistem basis data yang berbasis komputerisasi. DBMS membantu dalam pemeliharaan dan pengolahan kumpulan data dalam jumlah besar. Sehingga dengan menggunakan DBMS tidak menimbulkan kekacauan dan dapat digunakan oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan.
DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data. Untuk merinteraksi dengan DBMS (basis data) menggunakan bahasa basis data yang telah ditentukan oleh perusahaan DBMS. Bahasa basis data biasanya terdiri atas perintah-perintah yang di formulasikan sehingga perintah tersebut akan diproses olah DBMS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar